Sebab itu, siapa
yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
1
Korintus 10:21
Bila
kita membaca ayat ini di Alkitab secara langsung, maka kita perlu memperhatikan
apa yang sedang dijelaskan oleh ayat-ayat sebelumnya, agar kita tidak keluar
dari konteks pekabarannya.
Pasal 10 dari buku 1 Korintus ini menjelaskan
mengenai keadaan bangsa Israel ketika mengadakan perjalanan di padang gurun. Mereka
semua berada dalam perlindungan yang terbaik dari Tuhan, pada siang hari
ditudungi oleh tiang awan, pada malam hari oleh tiang api.
Mereka diperkenankan
melintasi laut, sesuatu yang belum pernah terjadi, diberi makan yang menyehatkan
dan air yang cukup untuk memenuhi kehidupan di sepanjang perjalanan melintasi
padang gurun yang luas.
Tetapi “sungguhpun
demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka
ditewaskan di padang gurun” (ayat5).
Mengapa? Karna pada bagian berikutnya
Alkitab menjelaskan bahwa mereka “menginginkan hal-hal yang jahat” (ayat 6). Hal
– hal yang bertujuan untuk menyenangkan hati mereka semata – mata, melawan
Tuhan, dan bersungut – sungut dalam hidup (ayat 6-10).
Hal ini
ditulis menjadi peringatan bagi kita, agar kita menjaga hati dan pikiran kita
tetap sesuai dengan tujuan Tuhan, mengalahkan segala dosa dan berjalan menuju
tanah surgawi. Sudah berapa banyak berkat penjagaan yang Tuhan berikan bagi
masing – masing kita, berkat kesehatan, berkat kekuatan menghadapi tantangan,
lepas dari maut dan bahaya, memperoleh berkat materi yang lebih daripada orang
lain? Dengan ini semua, apakah kita sudah mulai “meyimpang” dari tujuan Tuhan
semula, seperti orang Israel?
Ketika typhoon
Yolanda menerjang Filipina bagian
tengah, badan meteorologi Filipina, PAGASA, sudah memperkirakan arah dan
kekuatan topan yang akan melanda Filipina. Segala persiapan yang terbaik
dilakukan, dan sebagai negara yang terbiasa dilanda berbagai jenis typhoon
(nama – nama typhoon saja dari A – Z), maka semua sudah diatur dengan baik. Tetapi
ketika badai menerjang, salah seorang pegawai wanita dari PAGASA, ikut menjadi
korban tewas diterjang angin, yang berkekuatan lebih dari 350 km/jam.
Pada saat
ini, marilah kita memeriksa hati kita, apakah dengan segala berkat yang
diberikan Tuhan kepada kita, membuat kita terbuai dan berbelok dari kekudusan
hidup kita di hadapan Tuhan?
Mari kita memperbaiki hubungan dengan Tuhan,
waspada dan selalu bergantung kepada Yesus, maka hidup kita akan tetap aman
sejahtera selamanya. Jangan merasa diri sudah kuat dan aman, datang pada Yesus
setiap hari, maka kita akan terlindung dari segala badai yang bisa membinasakan
kita.
Tuhan
kiranya memberkati kita sekalian. Amin.